Bisnis dan usaha pasti mendatangkan pundi-pundi uang yang melimpah, dengan catatan pebisnis yang menjalankannya mengetahui betul bagaimana cara-cara meningkatkan dan mengelola bisnis yang sedang dijalankan. Tanpa terkecuali usaha ayam potong. Keuntungan dari usaha ayam potong ini bisa dikatakan sangat menghasilkan dan cenderung stabil.
Untuk itu, jika Anda berminat di dalam usaha ayam potong ini anda harus banyak mendapatkan informasi agar dapat anda implementasikan sendiri ke dalam usaha ayam potong anda. Untuk mendapatkan keuntungan ternak ayam potong yang maksimal tentu didukung oleh banyak aspek dan juga analisa usaha ayam potong yang harus anda bisa pertimbangkan.
Sebagai contoh, hasil analisa biaya usaha ayam potong di tahun 2019 belum tentu bisa dijadikan sebagai analisa usaha ayam potong di tahun 2020 atau bahkan 5 tahun kedepan. Kenapa? Ini dikarenakan adanya perubahan harga yang bisa jadi meningkat atau menurun. Fluktuasi harga bahan dan juga bahan produksi bisa saja terjadi kapanpun.
Oleh karena itu, sebagai seorang pemula dari usaha apa bisnis ayam potong ini anda sudah seharusnya bisa mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi kedepannya demi kelangsungan usaha anda tersebut.
Untuk itu, penting bagi anda untuk mengetahui aspek-aspek yang harus dipertimbangkan, mulai dari perbandingan praktek pelaku usaha budidaya ayam potong atau bisnis jual ayam potong atau bisnis atau usaha ayam potong rumahan hingga pelaku usaha ternak ayam potong kemitraan sebagai penyedia ayam potong kepada konsumen.
Semua itu harus dijadikan pertimbangan yang bisa melancarkan usaha ayam potong anda. Tidak hanya itu, segala macam bentuk operasional dari usahan ayam potong and apun juga harus diperhatikan, misal tipe kandang ayam apa yang akan digunakan atau mesin pencabut bulu apa yang akan anda gunakan juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan dari analisa perhitungan untuk mendapatkan hasil keuntungan dari usaha ayam potong yang anda jalankan.
keuntungan ternak ayam potong bisa kita dapatkan dari hasil analisa perhitungannya, setiap keuntungan yang akan anda hasilkan pasti memerlukan rencana usaha yang baik.
contohnya adanya DOC/bibit ayam broiler/ayam potong yang dibudidaya sehingga dalam kurun waktu 28 hari sudah bisa dipanen sehingga membantu pebisnis atau pengusaha ayam potong untuk memperoleh bobot panen yang lebih baik dan sesuai dengan permintaan konsumen.
Pertimbangan lainnya yaitu pemilihan pakan ternak, bisa menggunakan pelet atau crumble. Ukuran kandang ayam potong juga menjadi pertimbangan penting dalam analisa usaha ayam potong. Selain ukurannya kandang juga harus diperhatikan pemeliharaannya, apakah akan menggunakan tipe panggung atau tipe melantai.
Jika kita membicarakan tentang kandang ternak tentu kita juga membicarakan tentang sirkulasi udara yang ada di dalamnya, jika sirkulasi udara baik maka temperatur di dalam kandang juga bisa terjaga sehingga ayam akan merasa nyaman dan tumbuh sehat. Perlu juga diperhatikan tipe kandang apa yang akan digunakan misal kandang panggung dengan keuntungan lebih mudah dibersihkan dan menjaga ayam dari berbagai macam penyakit karena kontak ayam dengan kotorannya berkurang tetapi kekurangannya adalah pembuatan kandang yang lebih sulit dan mengeluarkan biaya yang lebih banyak.
Usaha ayam potong juga kita perlu memperhatikan jumlah tenaga kerja, misalnya tenaga kerja yang diperlukan untuk 2500 ekor ayam jam memerlukan 1 orang pekerja, begitu juga dengan kelipatannya dan kelipatannya.
Untuk pengembangan usaha ini, sebagai contoh anda bisa mendapatkannya dari 60% pinjaman bank dengan Bunga 2% per bulannya dan 40% modal sendiri.
Pemasaran yang anda lakukan juga bisa melalui distributor yang mengambil langsung ke tempat peternakan Anda atau lewat media sosial.
Analisa usaha ayam potong
Sebelum kita mendapatkan hasil keuntungan dari usaha ayam potong ini, berikut ini beberapa modal usaha ternak ayam potong yang harus dikeluarkan oleh peternak atau pembisnis selama satu periode.
Analisa usaha ayam potong dibagi menjadi dua yaitu:
- Harga output yang merupakan harga dari keseluruhan barang atau jasa di dalam usaha anda dan juga sebagai investasi modal
- Harga input yaitu hasil dapatkan bisa dimanfaatkan kembali atau menghasilkan keuntungan untuk mengurangi biaya yang digunakan selama proses produksi.
Berikut ini adalah analisa usahanya:
Harga output atau pengeluaran usaha ayam potong
a. Biaya tetap
- motor roda tiga : 1 unit x Rp.24.000.000 = Rp24.000.000
- alat suntik otomatis : 1 unit x Rp1.200.000 = Rp1.200.000
- tempat minum : 250 buah X Rp13.000 = Rp3.450.000
- tempat makan anak ayam : 100 buah x Rp24.000 = Rp2.400.000
- Tempat makan gantung 5 kg : 400 buah x Rp18.00 = Rp7.200.000
- gasolec : 5 buah x Rp900.000 = Rp4.500.000
Total keseluruhan = Rp42.750.000
b. Biaya variabel
- tenaga kerja : 2 orang/bulan x Rp1.500.000 = Rp3.000.000
- DOC MB 202 / bibit ayam potong : 5000 ekor x Rp6.600 = Rp33.000.000
- ransum BR I : 122 (berat isi 50 kg) x Rp377500 = Rp46.055.000
- ransum BR II : 91 (berat isi 50 kg) x Rp365.000 = Rp33.215.000
- Vita chick : 3 kotak x Rp29.200 = Rp87.600
- Desinfektan : 5 ltr x Rp192.000 = Rp960.000
- Vaksin ND : 5 buah x Rp23.700 = Rp118.500
- Vaksin AI : 5 buah x Rp297.000 = Rp1.485.000
- Gula : 5 kg x Rp12.000 = Rp60.000
- Listrik : 1 bulan x Rp150.000 = Rp150.000
- Sewa kandang dan peralatan : 1 unit/bulan x Rp1.000.000 = Rp1.000.000
Total keseluruhan = Rp119.131.100
Jadi, dana yang dibutuhkan sebesar :
biaya tetap + biaya variabel = Rp161.881.100
Dari dana tersebut 60%nya menggunakan dana dari BANK sebesar :
60% x Rp161.881.100 = Rp97.128.600
Dapat diambil kesimpulan bunga yang harus dibayarkan setiap bulannya sebesar :
2% x Rp97.128.600 = Rp1.942.573
Biaya pinjaman ini masuk ke dalam biaya operasional sehingga total keseluruhannya menjadi :
Rp97.128.600 + Rp161.881.100 + Rp1.942.573 = Rp260.952.333
- Harga input usaha ayam potong
- Jumlah daging : (4.900 ekor x 1,5 kg) x Rp17.000 = Rp124.950.000
- Ekskreta : 1.875 x Rp700 = Rp1.312.500
Total keseluruhan : Rp126.262.500
keterangan perhitungan analisa :
– 1 periode = 1 bulan
– Panen dilakukan tiap 1 bulan dengan istirahat kandang 2 minggu. Jadi, dalam setahun ada 8 kali panen ayam potong.
Menghitung keuntungan ternak ayam potong
Dalam memperoleh keuntungannya ada beberapa hal yang menjadi standar, misal hasil penjualan penjualan hidup ataupun ayam ekskreta atau karkas.
Berikut ini perhitungan!
Penjualan ayam hidup
Tingkat mortalitas 2% : 2/100 x 5000 ekor = 100 ekor
PAH : Jumlah yang panen (kg) x harga
: 4900 x 1,5 (bobot ayam (kg)) x Rp17.000 = Rp124.950.000
Penjualan ekskreta
PE : Jumlah ekskreta (kg) x harga (per kg)
: 1875 x Rp700 = Rp1.312.500
Bayar hutang
Pinjaman yang harus dibayar perbulan sebesar Rp97.128.600
– Total revenue : penjualan ayam hidup + penjualan ekskreta
Rp124.950.000 + Rp1.312.500 = Rp126.262.500
– Total profit : total revenue – biaya variabel
Rp126.262.500 – Rp119.131.100 = Rp7.131.400
Keuntungan usaha ayam potong untuk 8 periode
= Keuntungan 1 periode x 8 periode
= Rp7.131.400 x 8
= Rp57.051.200
Evaluasi analisa usaha ayam potong
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah keuntungan ternak ayam potong sudah sesuai dengan analisa usaha ayam potong yang telah diperhitungkan.
Dibagi menjadi dua kriteria yaitu kriteria discounted dan undiscounted.
Berikut ini evaluasi hasil analisa usaha ayam potong sesuai dengan keuntungan yang sudah diperoleh :
1. Kriteria discounted
Kriteria ini mengacu pada apa yang akan diperoleh kedepannya dan berapa nilainya saat ini. Kelayakan usaha ini didasarkan pada B/C ratio = 1.
Jika tercapai B/C bernilai kurang dari 1 artinya usaha tidak boleh diteruskan atau tidak layak diteruskan karena hanya akan mendatangkan kerugian.
Rumus B/C ratio : total penerimaan / total biaya output
: Rp126.262.500 / Rp161.881.100 = 0,78
Artinya usaha ini tidak layak untuk diteruskan.
2. Kriteria undiscounted
Margin Efficiency of Capital (MEC)
Adalah perbandingan keuntungan yang diharapkan 100% dari harga output dengan tingkat bunga yang berlaku
MEC : 0,78 / Rp57.051.200 x 100% = 1,36
Artinya MEC > 1, investasi bisa diteruskan.
Ranking by Infestion (RBI)
Selisih keuntungan kotor dengan biaya operasional dan pemeliharaan
RBI : Rp126.262.500 – Rp119.131.100 = Rp7.131.400
Pay Back Periode
Merupakan tunasan biaya pinjaman pada bank sebesar Rp97.128.660 + Rp260.952.333 (bunga) = Rp358.080.933. Jumlah ini dapat dikembalikan dalam waktu 1 periode dengan membayar lewat jalan cicilan menggunakan keuntungan tiap 1 periode.
Itu dia informasi keuntungan yang didapat dari ternak ayam potong beserta analisa usaha ternak ayam potong yang bisa dijadikan pertimbangan bagi Anda, pemula yang berminat untuk bergelut di bidang usaha ayam potong. Semoga membantu!